Rabu, 02 Desember 2015

KONVERGENSI MEDIA

1.      PENGERTIAN KONVERGENSI MEDIA
Konvergensi berasal dari bahasa Inggris yaitu convergence. Kata konvergensi merujuk pada dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik (Arismunandar, 2006: 1). Konvergensi akan mudah dibayangkan jika menggunakannya dalam ilmu fisika khususnya tentang cahaya. Cahaya matahari datang dari berbagai sudut yang kemudian dikumpulkan atau dibiaskan oleh loop (kaca pembesar) pada satu titik. Penggabungan berkas-berkas cahaya tersebut adalah peritiwa konvergensi. Sehingga, konvergensi media berarti penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi secara umum juga merujuk pada kaitannya dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK). Kata konvergensi ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, gambar, video, dan suara.
Menurut sumber lain, Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.
Konvergensi jaringan adalah koeksistensi efisien teleponvideo dan komunikasi data dalam satu jaringan. Penggunaan beberapa mode komunikasi dalam jaringan tunggal menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas bukan tidak mungkin dengan prasarana yang terpisah.
Dalam perumusan yang lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya, komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal. Gerakan konvergensi media tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi akhir-akhir ini, khususnya dari munculnya Internet dan digitisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan ”tiga-C” (computing, communication, dan content).
Jika dijabarkan di level perusahaan, maka konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan hiburan).

2.      DIMENSI-DIMENSI KONVERGENSI MEDIA
a.      Konvergensi Teknologi
Ketika pertama kali mendengar kata konvergensi media, orang-orang seringkali langsung terfokus pada konvergensi dalam bidang teknologi yang mengiringi media tersebut. Seperti yang diungkapkan Burnett dan Marshall (2003) yang mengungkapkan konvergensi sebagai proses penggabungan antara media, induastri telekomunikasi dan komputasi, dan penyatuan segala bentuk komunikasi termediasi dalam bentuk digital. Jelas, di sini Burnett dan Marshall menempatkan konvergensi identik dengan digitalisasi, dan konvergensi sebagai imbas dari perkembangan teknologi Web. Grant dan Wilkinson (2009) sendiri berpendapat bahwa terdapat dua fitur perkembangan teknologi yang secara spesifik menjadi inti perwujudan konvergensim media, yaitu: teknologi digital dan jejaring computer.
Dari Analog ke Digital
Inovasi utama dalam bidang teknologi, menurut Grant, ialah kemampuan media untuk bertransisi secara virtual dari teknologi analog ke digital. ‘Dunia Analog’ ialah dunia yang selalu terwujud secara fisik, karena setiap impuls pesan, yang berupa suara, teks, gambar, atau bunyi, memiliki jalur penerimaannya masing-masing. Contohnya ialah radio, televisi, atau mikrofon. Perkembangan teknologi menjadi digital memungkinkan sebuah media untuk menghantarkan segala jenis gelombang dalam satu jalur frekuensi saja. Gambar, suara, teks, video, dan segala jenis pesan lainnya digabung dan dimanipulasi dalam satu format yang sama, menjadi sebuah instruksi yang terdiri dari rangkaian kode biner (angka 0 dan 1). Menurut Mirabito dan Morgenstern (2004: 21), keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem digital antara lain, computer compatibility dan integrity of the data when transmitted yang berarti kemampuan perangkat digital untuk terhubung dan transfer data ke  perangkat digital lain. Contohnya, kamera digital, handphone, iPod, dapat tersambung ke sebuah computer. Sistemmultiplexing  memungkinkan banyak sinyal dapat ditumpangkan pada satu pemancar sehingga lebih efektif. Sistemencoding digital juga lebih flexible sehingga data-data yang tersimpan dapat disimpan, dimodifikasi, ditransfer, dan dimanipulasi untuk berbagai kepentingan. Contohnya ialah gambar dari kamera digital dapat ditransfer ke komputer secara mudah, diedit melalui Photoshop, dan dikonversi menjadi berbagai format, mulai dari JPG, PNG, GIF, atau bahkan dirangkai menjadi videoslideshow.
Jejaring Komputer
Inovasi teknologi kedua yang menjadi titik penting konvergensi ialah persebaran internet yang dapat menghubungkan computer dalam suatu jaringan. Dengan terhubung melalui internet, hampir seluruh konten informasi dari media apapun, tersedia kapanpun dan dimanapun, tanpa terbatas ruang dan waktu seperti jika kita menggunakan media tradisional. Kini bisa saja koran dibaca dalam genggaman telapak tangan, sambil mendengarkan musik, diselingi chatting di messenger, atau sesekali mengupdate status via Twitter. Pagi, ataupun sore, sambil duduk bersantai di rumah, atau ketika terjebak macet dalam mobil. Semua itu mungkin dilakukan melalui smartphone.
Dengan dua fitur terpenting teknologi ai atas, maka jelaslah bahwa dimensi teknologi dalam konvergensi merujuk pada kemampuan teknologi digital untuk menyimpan, memanipulasi, dan memodifikasi segalam jenis informasi di dalam komputer. Dan melalui internet, segala macam perangkat berbasis komputer dapat saling terhubung untuk saling berbagi segala jenis konten informasi tersebut.
b.      Konten Multimedia
Dari segi konten, konvergensi media mengacu pada kemampuan untuk menampilkan berbagai macam format konten media hanya melalui satu media saja. Contoh media konvergen yang berisi konten multimedia ini misalnya koran onlineKompas.com. Melalui website, koran Kompas menjadi media konvergen yang dapat memuat berita dalam format teks, suara, dan video, bahkan dapat menyediakan wadah interaktif bagi komunitas pembacanya dalam format blog, bernamaKompasiana. Organisasi berita yang memanfaatkan website seperti Kompas ini, disebut juga convergent journalism. Dalam aspek jurnalisme, konten multimedia ini dapat pula menghasilkan konvergensi newsroom, di mana satusatu redaksi dapat menghasilkan berbagai output berita dengan konten multimedia.
c.       Kepemilikan
Konvergensi media juga tidak bisa dilepaskan dari dimensi kepemilikan media itu sendiri. Kepemilikan media saat ini cenderung mengarah kepada cross-ownership di mana berbagai media seringkali tergabung dalam satu kepemilikan yang sama. Tren kepemilikan media di Indonesia sekarang pun menunjukkan kecenderungan konvergensi kepemilikan. Peta media di Indonesia dikuasai oleh beberapa grup media besar, seperti Grup MNC yang memiliki RCTI, Global TV, MNC TV (televisi), koran Sindo (cetak), dan Okezone (online), serta jaringan Trijaya FM (radio). Adapula grup Kompas-Gramedia yang dominan di bidang media cetak dengan memproduksi Kompas, Warta Kota, dan Tribun, di bidang online melalui Kompas.com, radio Sonora FM, dan saat ini berekspansi ke televisi melalui Kompas TV.
d.      Kolaborasi
Salah satu dimensi penting dari konvergensi ialah kolaborasi antar media. Kolaborasi ini sifatnya berbeda dengan konvergensi kepemilikan yang biasanya cenderung tergabung dalam tingkat newsroom. Dalam kolaborasi, konvergensi pun dapat dilakukan oleh media yang kepemilikannya berbeda ataupun jenis medianyayang berbeda. Konvergensi yang dilakukan biasanya berupa sharing content atau saling berbagai informasi di tingkat penyajian. Contoh kolaborasi ini misalnya kolaborasi antara headline berbagai koran nasional yang biasanya turut disiarkan sebagai salah satu berita di acara Apa Kabar Indonesia di TV One. Atau ketika berita ramalan cuaca di televisi turut dimuat di koran esok paginya.
e.      Koordinasi
Dalam dimensi koordinasi, media-media yang berbeda kepemilikan bisa saja kerja sama seperti halnya media-media yang tergabung dalam satu kepemilikan. Konvergensi yang dilakukan dapat berupa sharing informasi, atau saling memanfaatkan fitur-fitur lain yang menguntungkan kedua belah pihak. Contoh konvergensi koordinasi antar media misalnya Kantor Berita Gabungan ONANA (Organization of Asia News Agencies) yang berisi kantor-kantor berita di negara dunia ketiga, yang berfungsi sebagai sarana pertukaran berita lokal di negara masing-masing anggota. Meskipun demikian, ONANA tidak dapat bertahan lagi sekarang karena tidak dikelola secara professional. Contoh lainnya ialah kerjasama antar-website dalam satu interest, misalnya website AirAsia bekerjasama denganwebsite Hotel-hotel di seluruh dunia untuk saling mempromosikan produknya.

3.      BENTUK MEDIA BARU AKIBAT KONVERGENSI MEDIA
Munculnya fenomena konvergensi media ini, memaksa media konvensional melebarkan sayap dan masuk kedalam jaringan internet untuk dapat mempertahankan atau memperluas bisnisnya. Jurnalisme konvergensi melibatkan kerjasama antara jurnalis media cetak, media siar, dan media Web (daring) untuk menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai sistem penyampaian. Hal ini menyebabkan berkembangnya media konvensional menjadi digital.
Di dunia, contoh bentuk diversifikasi media dari bentuk konvensionalnya menjadi bentuk digitalnya terdapat pada contoh berikut:
|align="center" style="background:#E0FFFF;"|Media Konvensional | align="center" style="background:#E0FFFF;"|Media Baru |- | align="left"|Liputan 6 (Program acara berita di televisi)||Situs Liputan 6 (www.liputan6.com) |- | TIME (Majalah berita Amerika Serikat)||Situs Majalah TIME (www.time.com/time) |- | Trax FM (Radio swasta di Indonesia)||Radio online Trax FM (www.traxonsky.com) |- | Media Indonesia (Surat kabar Indonesia)||Surat kabar digital (epaper.mediaindonesia.com) |- | House (serial televisi) (Program serial televisi)||Televisi online (http://www.fox.com/house/) | |}
Aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu menjembatani jalur transportasi pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Akibatnya munculjurnalisme online yang membuat wartawan untuk terus-menerus memperbaharui informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan. Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya adalah berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan untuk segera memasukan informasi baru tanpa terkendala lagi oleh mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang.

4.      PERKEMBANGAN KONVERGENSI MEDIA
Konvergensi media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong konsumen untuk mencari informasi baru.[Jenkins :2006)]. Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.[Jenkins :2006)]
Gerakan konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi informasi.[Jenkins :2006)] Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi isi/ konten).[Jenkins :2006)] Teori konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006, menyatakan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.(Jenkins :2006)
Di era modern ini,dimana semua serba canggih dan praktis. Konvergensi media mulai terpikirkan sejak munculnya internet di dunia yang langsung membuat perkembangan teknologi terus maju ke arah depan. Seiring dengan Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology / ICT) selama dekade terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis, fenomena yang sering disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa konsekuensi penting. Di ranah praktis, konvergensi media bukan saja memperkaya sajian informasi, tapi juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Konvergensi media juga memberikan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya.(Preston: 2001).
Menurut Terry Flew dalam An Introduction to New Media menyebutkan konvergensi media merupakan hasil dari irisan tiga unsur new media yaitu jaringan komunikasi, teknologi informasi, dan konten media. Konvergensi Media mengusung pada konsep penyatuan berbagai layanan informasi dalam satu piranti informasi membuat satu gebrakan digitalisasi yang tidak bisa dibendung lagi arus informasinya. Informasi berkembang dengan sangat cepat dan tanpa ada batas yang bisa menghalangi individu terkena terpaan arus informasi tersebut (exposure). Media konvensional, misalnya media cetak, bukan tidak mungkin akan mati di masa mendatang nanti akibat dari kebutuhan informasi yang semakin cepat dari individu-individu yang tidak mungkin bisa dipenuhi oleh media cetak akibat keterbatasan yang dimiliki media cetak. Ketika semua orang berbondong-bondong untuk memilih media digital yang lebih efisiensi untuk mendapatkan informasi, secara otomatis segala macam bentuk periklanan juga akan beralih ke media digital karena tuntutan dari konsumen tersebut.

5.      DASAR TERBENTUKNYA KONVERGENSI MEDIA
John Fiske dalam bukunya Cultural and Communication Studies mengungkapkan kode-kode digital lebih mudah dipahami karena unit-unitnya dibedakan dengan jelas, berlainan dengan kode-kode analog yang bekerja dalam suatu skala kontinu. Jadi tidaklah heran jika dalam orientasi perkembangan peradaban manusia mengarah pada proses digitalisasi atau dengan kata lain proses menuju kemudahan, kelengkapan, dan kecepatan dalam mendapatkan dan memahami berbagai informasi.
Dari sisi bisnis, digitalisasi menjanjikan efisiensi biaya yang cukup signifikan dengan area cakupan yang lebih luas, kualitas pelayanan yang lebih baik dan mampu melayani pengguna jasa media berdasarkan kebutuhan mereka. Namun yang jauh lebih penting adalah digitalisasi mampu mendesak kelahiran beragam kreativitas dalam penyajian konten sehingga area cakupan bisnis dapat lebih diperluas.
Menurut Jonathan Parapak dari Universitas Pelita Harapan, tahapan perkembangan paradigma ini menjadi 3 tahapan proses, yaitu automatisasi, integrasi, dan kolaborasi. Mayoritas pelaku di kawasan ini berada di antara automatisasi dan integrasi, sementara hanya sebagian kecil yang telah mencapai tahap di antara integrasi dan kolaborasi.

6.      DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KONVERGENSI MEDIA
Berbicara tentang implikasi (akibat, dampak, atau pengaruh) dari konvergensi media tentu banyak sekali. Konvergensi media memiliki implikasi positif dan negatif. Implikasi positifnya :
·      Konvergensi media memperkaya informasi secara meluas tentang seluruh dunia karena ada akses internet.
·       Memberikan banyak pilihan kepada masyarakat pengguna untuk dapat memilih informasi yang diinginkan sesuai selera, contohnya saja adalah televisi interaktif dan televisi multisaluran dimana pengguna memilih sendiri program siaran yang disukai. Sehingga penggunaan teknologi konvergensi menjadi lebih personal.
·      Lebih mudah, praktis dan efisien. Tidak perlu punya dua media kalau ternyata bisa punya satu media saja dengan dua fungsi.
·      Timbulnya demokratisasi informasi dimana semua orang bisa mengakses informasi secara bebas dan luas dengan berbagai cara dan bentuk.
·      Dalam implikasi ekonomi, konvergensi berpengaruh terhadap perusahaan dan industri teknologi komunikasi karena mengubah perilaku bisins. Keuntungan yang didapat dari hasil konvergensi media sangat menguntungkan dan memajukan perusahaan. Selain itu, mudahnya akses informasi membuat industri dan perusahaan semakin mudah dan cepat mengantisipasi tantangan, kebutuhan baru konsumen serta persaingan yang mengetat.
·      Di bidang pekerjaan, jelas sekali di jaman sekarang ini jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi digandrungi banyak orang dan peminat seperti hal-hal yang berbau IT atau sistem informasi, menurut saya hal ini menjadi bukti kuatnya teknologi dalam kehidupan manusia.
·      Masyarakat mendapatkan informasi lebih cepat. Contohnya, para pembaca berita online hanya dengan mengklik informasi yang diinginkan di komputer maka sejenak informasi itu pun muncul.
·      Interaktif. Masyarakat bisa langsung memberikan umpan balik terhadap informasi-informasi yang disampaikan. Media konvergen memunculkan karakter baru yang makin interaktif, dimana penggunanya mampu berkomunikasi secara langsung dan memperoleh konsekuensi langsung atas pesan (Severin dan Tankard, 2001: 370).
·      Konvergensi media menyediakan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi secara visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001: 27).
Konvergensi media juga tidak terlepas dari implikasi negatif, yaitu :
·      Perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dan cybersociety). Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis. Menurut saya teknologi yang praktis memang bagus karena mempercepat dan memudahkan, namun hal ini juga bisa menjadi buruk jika kita tidak bijak menggunakannya,mengapa? Karena dengan adanya praktis kita cenderung menjadi orang yang “malas” dimana segala yang otomatis akan mempercepat hilangnya pekerjaan karena pekerjaan manusia sudah bisa digantikan dengan teknologi yang canggih.
·      Munculnya masyarakat digital/ masyarakat maya. Kemajuan teknologi konvergensi yang maju telah mempersempit jarak dan mempersingkat waktu. Jarak dan waktu sudah bukan masalah lagi, misalnya anda di Eropa dengan saya di Asia bisa saling berkomunikasi saat itu juga melalui internet atau media lainnya tanpa perlu bertemu langsung. Hal ini menimbulkan masyarakat maya dimana komunikasi langsung secara face to face sudah tidak diminati lagi. Pendapat saya ini diperkuat dalam buku berjudul Handbook of new media: social shaping and social consequences of ICTs, dikatakan bahwa media konvergen menyebabkan derajat massivitas massa berkurang, karena komunikasinya makin personal dan interaktif (Lievrouw dan Livingstone, 2006: 164).
·      Media cetak/media tradisional/media konvensional mulai kalah dengan media modern/media baru/ media online.
·      Kesenjangan sosial yang semakin besar.
Adanya dampak positif dan negatif dari konvergensi media pada akhirnya menimbulkan tantangan-tantangan baru yaitu :
·      Menurunnya media cetak, dimana media tradisional atau konvensioanal tertinggal sehingga pers tradisional digantikan oleh pers online. Dalam media digital wartawan bebas mengupdate informasi secara langsung dengan teknologi konvergensi, akibatnya fungsi editor berkurang dalam pers. Masyarakat melalui media digital dapat mengetahui berita pada waktu sesungguhnya atau pada saat peristiwa berlangsung, hal ini berbeda dengan media cetak yang harus menunggu keesokan harinya agar berita dapat disebarluaskan. Contoh konvergensi dalam hal ini seperti www.detik.com dan www.lintasberita.com . Ditambah lagi pemerintah juga sudah memanfaatkan teknologi konvergensi ini dengan membuka laman internet untuk publikasi informasi. Maka dari itu hal ini menjadi tantangan media massa konvensional agar tidak terus ketinggalan dengan media digital dan harus mengembangkan manajemen pemberitaannya menjadi lebih cepat, akurat, lengkap dan dapat segera diakses masyarakat di seluruh dunia.
·      Berkurangnya interaksi sosial secara langsung menyebabkan komunikasi yang tidak efektif. Hal ini sebagai tantangan dari dampak negatif konvergensi media dimana face to face mulai tidak diminati lagi, orang lebih cenderung suka berkomunikasi lewat media. Akibatnya adalah hilangnya social presence sehingga komunikasi tidak efektif. Mengapa tidak efektif? karena tidak melihat dan merasakan langsung ekspresi wajah serta bahasa tubuh lawan bicara yang akhirnya malah akan timbul kesalahpahaman isi pesan. Contohnya, sekarang orang lebih suka berbicara melalui ponsel dibandingkan bertemu langsung, alhasil resiko adanyamisunderstanding semakin besar.
·      Timbulnya kesenjangan sosial yang semakin besar merupakan tantangan bagi konvergensi media. Dulu perbedaan kelas-kelas sosial dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, dst, namun di masa digital kini, perbedaan kelas sosial semakin jelas terlihat karena dipengaruhi oleh kemampuan akses informasi seseorang. Contohnya, masyarakat di perkotaan dengan yang tinggal di pedesaan memiliki perbedaan dalam mengakses teknologi, dimana masyrakat di kota lebih cepat dan mudah dalam mengakses teknologi dibanding di pedesaan.
·      Hal lain yang menjadi tantangan konvergensi media adalah kesiapan masyarakat agar tidak menimbulkan cultural schock. Perkembangan teknologi seperti konvergensi media merupakan hal baru dan canggih bagi masyarakat, namun kadang sebagian masyarakat belum siap dengan inovasi teknologi ini baik siap secara ekonomi maupun secara pengetahuan. Maka dari itu, perusahaan-perusahaan yang menyediakan teknologi ini harus benar-benar memikirkan daya kesiapan masyarakat dengan hal yang baru, harus sepintar mungkin mengadaptasikan teknologi ini kepada masyarakat. Tantangan lainnya adalah latar belakang budaya dan kebiasaan teknologi masyarakat. Para pelaku konvergensi media harus bisa menyesuaikan teknologi konvergensi media ini dengan budaya-budaya yang ada dalam masyarakat.
·      Tantangan selanjutnya adalah antara konvergensi dengan peraturan (regulasi). Dalam hal ini pemerintah selaku regulator bertanggung jawab penuh dalam menciptakan peraturan untuk melindungi seluruh masyarakat dari pengaruh negatif media dan mengatur kebebasan konvergensi media agar tetap pada batasnya. Hal ini diharuskan agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang merugikan satu pihak dimana biasanya para pengguna/masyarakatlah  yang menjadi korban konvergensi.

REFERENSI :

·         http://41809085.blog.unikom.ac.id/sisi-positif-dan.654
https://jangnashir.wordpress.com/2012/11/23/bekerja-untuk-membantu-bukan-untuk-melanggar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar