Rabu, 02 Desember 2015

FEATURE


TUGAS MAKALAH
Jurnalistik Sastra Feature
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Cyber Media
Dosen : Drs. Patria Hidayat


Description: C:\Users\AS-4738Z\Documents\unpas.jpeg

Disusun Oleh :
Nita Rosmiati             132050230
Kelas  D


ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi telah berpengaruh terhadap peran media massa cetak. Akibat perkembangan teknologi ini, media massa menjadi dijauhi dan menyebabkan manusia purna aksara menjadi buta aksara lagi. Hal ini disesalkan Marshall Mc Luhan, bahwa terdesaknya media cetak oleh media elektronik mengakibatkan tersisihnya sastra sebagai salah satu mata rantai komunikasi antar generasi. Namun dengan hadirnya media massa elektronik tidak menghapus keberadaan media massa cetak, bahkan diperlukan. Namun, persaingan antara media massa cetak dan media massa elektronik membuat media masa cetak harus memiliki sesuatu yang berbeda dari media massa elektronik. Di sinilah feature mengambil perannya dalam persaingan antar jenis media ini. Feature sekarang ini merupakan sesuatu yang tidak bisa tidak harus ada dalam surat kabar. Terutama dalam menghadapi persaingan dengan media elektronik yang juga memiliki jenis feature udara.
Menulis features seperti halnya menulis karya nonfiksi lainnya, seperti artikel, esai, laporan penelitian, dsb. Ia tetap ditulis dengan menggunakan data atau referensi. Namun, ia sangat berbeda dengan hard news di surat kabar. Features cenderung dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas, kadang-kadang dengan sentuhan subjektivitas si penulis terhadap peristiwa, situasi, dsb. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas tuntas mengenai features.
Ditengah persaingan keras dan tajam antara media cetak dan elektronik, surat-surat kabar mencari alternatif dalam penyajian beritanya supaya menarik. Salah satu bentuk karya jurnalistik adalah feature. Inilah teknik jurnalistik yang disajikan secara sangat khas, berbeda dengan penulisan berita biasa yang disajikan lurus dan cenderung singkat serta kurang padat. Melalui feature, latar belakang suatu masalah dapat diungkap lebih jauh. Wartawan dapat menjelaskan mengapa (why) dan bagaimana (how) suatu peristiwa memiliki perbedaan atau persamaan dengan yang lain, menerangkan sebab akibat antara dua fakta atau lebih. Feature juga membuat wartawan lebih leluasa memaparkan duduk perkara suatu persoalan. Pada intinya, lewat feature wartawan bisa menyajikan berita secara panjang lebar dan mendalam, bahkan bisa mnyimpulkan tentang suatu perkara atau peristiwa yang tidak mungkin bisa dilakukan lewat berita biasa.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan feature?
2.      Apa saja unsur-unsur yang ada dalam feature ?
3.      Apa karakteristik feature ?
4.      Apa kedudukan dan fungsi feature ?
5.      Apa saja jenis-jenis feature ?

1.3  Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Agar dapat mengetahui pengertian dari feature
2.      Mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada feature
3.      Mengetahui karakteristik dari feature
4.      Mengetahui kedudukan dan fungsi dari feature
5.      Mengetahui jenis-jenis feature






















BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Pengertian feature
Secara sederhana feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempangsebagaimana dijumpai pada berita langsung (straight news).
Penulisan feature tidak tunduk pada kaidah pola piramida terbalik dengan rumus 5W1H atau cara penyusunan pesan secara deduktif. Namun demikian, setiap karya feature harus mengandung semua unsur yang terdapat 5W1H. Selain itu, feature disajikan dalam bahasa pengisahan yang sifatnya kreatif informal.
Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia, Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa.

1.2  Unsur-unsur yang terdapat pada feature
Ada sejumlah unsur penting yang mendukung feature sehingga menjadi tulisan yang menarik.
a.         Deskripsi. Ada penggambaran suatu objek secara perinci, yang diamati melalui panca indra: mata, hidung, lidah (untuk rasa) dan kulit (untuk suhu, kasar-halus, tajam-tumpul). Penulisan deskripsi merupakan gabungan beberapa kecakapan penulisnya., yakni pengumpulan bahan reportase, kemampuan observasi tinggi, pengetahuan tentang manusia sesuai dengan pengalaman reportase, serta kemampuan meramu kata-kata secara singkat dan efektif. Deskripsi sama halnya memotret dengan kata-kata.
b.         Fantasi. Wartawan dapat menciptakan suatu cerita berdasarkan data-data dan keterangan yang diperolehnya. Ia dapat membangun cerita yang menarik dan memukau pembacanya berdasarkan fakta dan kenyataan.
c.         Anekdot atau humor. Dalam feature dimungkinkan wartawan menyisipkan humor-humor singkat sehingga tulisan menjadi segar, tidak kering atau dingin seperti pada berita langsung.
d.        Kutipan. Dalam feature juga dimungkinkan pengutipan pernyataan tokoh yang menarik, bait-bait sajak, syair lagu, atau penggalan sebuah novel yang dianggap relevan dengan kisah yang ditulis.


1.3  Karakteristik feature
a.    Faktual – Feature adalah tulisan yang dibuat berdasarkan fakta. Yang ia ceritakan adalah kenyataan. Ia bukan karya fiktif yang berangkat dari rekaan penulisnya. Tema-tema feature adalah kenyataan yang ada di dalam masyarakat.
b.    Menerangkan masalah, bukan melaporkan dengan segera – Feature bukan memberitakan (mengabarkan) kejadian/masalah kelada khalayak, tapi menerangkan kejadian/masalah itu dengan mengungkapkan jawaban unsure why dan how secara lebih rinci. Dalam menerangkan masalah – terutama untuk jenis yang disebut sebagai news feature – ia lebih mengutamakan pemaparan background masalah untuk mengantar orang pada pemahaman tentang suatu persoalan. Boleh jadi pula, ia mengajak pembaca masuk pada uraian yang mencoba melihat prospek.
c.    Tidak memaksakan opini – Pada mulanya feature sama halnya dengan berita, tidak boleh dimasuki oleh opini penulis. Tapi dalam perkembangannya, walau masuknya opini penulis tetap harus dicegah, subyektifitas dan interpretasi penulis tak mungkin dibendung. Dalam mengungkapkan interpretasi tersebut, seorang penulis tidaklah pada tempatnya megnhadirkan penafsiran semata-mata. Penafsiran itu harus disertai dengan fakta yang mendukung penafsiran tersebut. Artinya, suatu interpretasi yang ditawarkan kepada pembaca harus didukung argumen yang jelas. Argumen tersebut boleh saja bersifat teoritik, tapi akan lebih berarti jika di dalam argumen itu diperlihatkan fakta yang memberikan dukungan secara kuat terhadap gagasan yang diajukan.
d.   Penulisan tidak dikekang pola piramida terbalik – Dalam penulisan berita, jurnalistik mengenal pola penulisan top heavy (berat di atas). Feature tidak demikian halnya. Karena feature tidak dibebani tugas “mengabarkan” maka ia tidak perlu ditulis dengan mendahulukan fakta paling penting atau fakta paling menarik seperti penulisan berita. Oleh karena itu pula, struktur artikel pyramid terbalik, tidaklah bentuk mutlak yang harus dipakai pada feature. Feature dapat ditulis dengan struktur yang lebih bebas, asalkan alur cerita, pengelompokan masalah, dan bahasa yang mengantarkan masalah itu dibuat dengan jernih.
e.    Tidak selalu harus menjawab 5W + 1H dengan lengkap – Perbedaan lain antara berita dengan feature adalah dalam hal memberikan porsi untuk jawaban 5W + 1H (what, who, when, where, why, dan how). Berita yang baik harus lengkap menjawab keenam unsure pokok itu, walau dengan “fakta kulit” (tidak mendalam). Ferature untuk jenis-jenis tertentu dapat mengabaikan jawaban salah satgu dari enam unsure itu (misalnya: feature yang megnajarkan cara memelihara anggrek, tidak perlu menjawab unsure who, karena who itu adalah siapa saja yang ingin atau sudah memelihara anggrek).
f.     Kebanyakan lebih tahan waktu – Untuk sebagian, feature lebih “tahan waktu”. Jika ia ditulis hari ini tapi tidak dapat disiarkan besok, lusa atau tiga hari kemudian, mingu yang akan dating pun tema yang disajikan feature itu belum akan tergolong basi. Tidak semua jenis feature yang memiliki ketahanan waktu seperti itu. News feature misalnya, adalah jenis yang harus tersiar segera, dei saat aktualnya berita yang dijadikan tema news feature itu.
g.    Feature lead ditulis atraktif – Feature lead, sebagaimana tadi dikemukakan, lebih megnandalkan uraian yang atraktif untuk merebut perhatian pembaca. Pola penulisan feature lead tidak setegas pola penulisan news lead yang selalu berisikan inti cerita – berupa fakta paling penting atau fakta paling menarik – dan mendahulukan unsur what ataupun who (untuk hard news; dan mengutamakan unsur who, when, where, why ataupun how (untuk soft news). Bagaimana sebetulnya uraianyang atraktif? Itu sangat tergantung pada kemahiran penulis. Begitu banyak pilihan yang dapat dibuat asalakan pilihan itu dianggap kuat untuk mrebut perhatian pembaca atau membangkitkan minat orang untuk membaca.


1.4  Kedudukan dan fungsi feature
a.       Kedudukan feature
Kedudukan feature dalam media massa sangat penting. Posisi dan eksistensinya tak tergantikan oleh produk jurnalistik lain. Setiap surat kabar harian atau mingguan yang dikelola secara profesional serta memiliki kredibilitas dan reputasi tinggi di mata masyarakat, pasti memberi tempat yang layak terhadap feature. Bahkan pada televisi, sajian aneka macam feature sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.
Bagi surat kabar yang dikelola secara profesional, kedudukan feature sebagai salah satu bentuk karya jurnalistik sastra tidak hanyabuntuk memenuhi aspek kesemestaan media massa semata. Lebih dari itu, feature sekaligus juga diharapkan dapat meningkatkan citra media di mata khalayak.
b.      Dengan kedudukan feature yang sangat penting tersebut, maka fungsi feature mencakup lima hal sebagai berikut :
·         Sebagai pelengkap sekaligus variasi sajian berita langsung (straight news).
·         Sebagai pemberi informasi yang menarik tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi.
·         Sebagai penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan.
·         Sebagai pemberi nilai dan makna terhadap suatu peristiwa.
·         Sebagai wahana ekspresi yang paling efektif dalam memengaruhi khalayak.


1.5  Jenis-jenis feature
Menurut Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (Assegaf, 1983:56) paling tidak terdapat enam jenis feature yang kita kenali sehari-hari. Setiap jenis feature ini memiliki kekhasannya masing-masing. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :
a.         Feature Minat Insani (Human Interest Feature)
Feature jenis ini terutama untuk mengaduk-ngaduk perasaan, suasana hati, dan bahkan menguras air mata khalayak. Dalam human interest feature setiap orang atau setiap tokoh cerita yang diangkat dan dihadirkan karena memiliki sesuatu yang dapat menarik empati publik.
b.         Feature Sejarah (Hystorical Feature)
Feature sejarah berusaha untuk melakukan rekontruksi peristiwa tidak saja dari sisi fakta benda-benda, tetapi juga mencakup aspek-aspek manusiawinya yang selalu mengundang daya simpati dan empati khalayak.
c.         Feature Biografi (Biografical Feature)
Feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan tokoh pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, dll.
d.        Feature Perjalanan (Travelogue Feature)
Feature perjalanan merupakan feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang sustu kegiatan atau tempat-tempat yang dinilai memiliki daya tarik tertentu. Sesuai dengan namanya, feature perjalanan merupakan kisah perjalanan wartawan atau seseorang beserta kelomponya ke objek-objek tertentu yang menarik.
e.         Feature Petunjuk Praktis (How to do Feature)
Feature petunjuk praktis merupakan feature yang menuntun atau mengajarkan tentang bagaimana melakukan atau menegrjakan sesuatu.
f.          Feature Ilmiah (Scientific Feature)
Feature jenis ini mengungkap sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan. Feature ilmiah biasanya lebih banyak tampil di televisi daripada radio dan majalah.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Feature termasuk kedalam gologan berita ringan (soft news) yang dalam hal ini feature merupakan sebuah karya jurnalistik sastra. Tidak seperti berita pada umumnya yang disusun dengan pola piramida terbalik dan mengandung semua unsur 5W1H, lain halnya dengan feature. Feature juga mengandung unsur 5W1H, hanya saja keseluruhan isi feature penting, dan tidak bisa dipisahkan antara intro, isi, hingga penutup.
            Feature ditulis dengan teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, atau keadaan secara faktual, dengan rangkaian fakta atau informasi yang disajikan secara tidak resmi atau informal. Oleh karena itu tujuan feature diantaranya untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi, tetapi sekaligus menghibur khalayak (informatif dan rekreatif).

3.2 Saran
          Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam meningkatkan penegtahuan mengenai feature.
























REFERENSI :
Sumadiria, AS Haris. 2014. Jurnalistik Indonesia. Cetakan V. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Zaenudin, HM. 2011. The Journalist. Cetakan Pertama. Bandung: Sibiosa Rekatama Media
https://juniarmuharramahtuliskreatifaceh.files.wordpress.com/2014/01/makalah-feature.docx


Tidak ada komentar:

Posting Komentar