TUGAS MAKALAH
Jurnalistik Sastra Feature
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Cyber Media
Dosen : Drs. Patria Hidayat

Disusun Oleh :
Nita Rosmiati 132050230
Kelas D
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi telah
berpengaruh terhadap peran media massa cetak. Akibat perkembangan teknologi
ini, media massa menjadi dijauhi dan menyebabkan manusia purna aksara menjadi
buta aksara lagi. Hal ini disesalkan Marshall Mc Luhan, bahwa terdesaknya media
cetak oleh media elektronik mengakibatkan tersisihnya sastra sebagai salah satu
mata rantai komunikasi antar generasi. Namun dengan hadirnya media massa
elektronik tidak menghapus keberadaan media massa cetak, bahkan diperlukan.
Namun, persaingan antara media massa cetak dan media massa elektronik membuat
media masa cetak harus memiliki sesuatu yang berbeda dari media massa
elektronik. Di sinilah feature mengambil perannya dalam persaingan antar
jenis media ini. Feature sekarang ini merupakan sesuatu yang tidak bisa
tidak harus ada dalam surat kabar. Terutama dalam menghadapi persaingan dengan
media elektronik yang juga memiliki jenis feature udara.
Menulis features seperti halnya menulis
karya nonfiksi lainnya, seperti artikel, esai, laporan penelitian, dsb. Ia
tetap ditulis dengan menggunakan data atau referensi. Namun, ia sangat berbeda
dengan hard news di surat kabar. Features
cenderung dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas,
kadang-kadang dengan sentuhan subjektivitas si penulis terhadap peristiwa,
situasi, dsb. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas tuntas
mengenai features.
Ditengah persaingan keras dan tajam antara media cetak dan elektronik,
surat-surat kabar mencari alternatif dalam penyajian beritanya supaya menarik.
Salah satu bentuk karya jurnalistik adalah feature.
Inilah teknik jurnalistik yang disajikan secara sangat khas, berbeda dengan
penulisan berita biasa yang disajikan lurus dan cenderung singkat serta kurang
padat. Melalui feature, latar
belakang suatu masalah dapat diungkap lebih jauh. Wartawan dapat menjelaskan
mengapa (why) dan bagaimana (how) suatu peristiwa memiliki perbedaan
atau persamaan dengan yang lain, menerangkan sebab akibat antara dua fakta atau
lebih. Feature juga membuat wartawan
lebih leluasa memaparkan duduk perkara suatu persoalan. Pada intinya, lewat feature wartawan bisa menyajikan berita
secara panjang lebar dan mendalam, bahkan bisa mnyimpulkan tentang suatu
perkara atau peristiwa yang tidak mungkin bisa dilakukan lewat berita biasa.
1.2 Rumusan
masalah
1. Apa yang dimaksud dengan feature?
2. Apa saja unsur-unsur yang ada dalam feature ?
3. Apa karakteristik feature ?
4. Apa kedudukan dan fungsi feature ?
5. Apa saja jenis-jenis feature ?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari feature
2. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada feature
3. Mengetahui karakteristik dari feature
4. Mengetahui kedudukan dan fungsi dari feature
5. Mengetahui jenis-jenis feature
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian
feature
Secara
sederhana feature adalah cerita atau
karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses
jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus
atau lempangsebagaimana dijumpai pada berita langsung (straight news).
Penulisan
feature tidak tunduk pada kaidah pola
piramida terbalik dengan rumus 5W1H atau cara penyusunan pesan secara deduktif.
Namun demikian, setiap karya feature
harus mengandung semua unsur yang terdapat 5W1H. Selain itu, feature disajikan dalam bahasa
pengisahan yang sifatnya kreatif informal.
Menurut
AS Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia, Feature
adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu
situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi
dan sekaligus menghibur khalayak media massa.
1.2 Unsur-unsur
yang terdapat pada feature
Ada
sejumlah unsur penting yang mendukung feature
sehingga menjadi tulisan yang menarik.
a.
Deskripsi. Ada penggambaran suatu objek
secara perinci, yang diamati melalui panca indra: mata, hidung, lidah (untuk
rasa) dan kulit (untuk suhu, kasar-halus, tajam-tumpul). Penulisan deskripsi
merupakan gabungan beberapa kecakapan penulisnya., yakni pengumpulan bahan
reportase, kemampuan observasi tinggi, pengetahuan tentang manusia sesuai
dengan pengalaman reportase, serta kemampuan meramu kata-kata secara singkat
dan efektif. Deskripsi sama halnya memotret dengan kata-kata.
b.
Fantasi. Wartawan dapat menciptakan
suatu cerita berdasarkan data-data dan keterangan yang diperolehnya. Ia dapat
membangun cerita yang menarik dan memukau pembacanya berdasarkan fakta dan
kenyataan.
c.
Anekdot atau humor. Dalam feature dimungkinkan wartawan
menyisipkan humor-humor singkat sehingga tulisan menjadi segar, tidak kering
atau dingin seperti pada berita langsung.
d.
Kutipan. Dalam feature juga dimungkinkan pengutipan pernyataan tokoh yang menarik,
bait-bait sajak, syair lagu, atau penggalan sebuah novel yang dianggap relevan
dengan kisah yang ditulis.
1.3 Karakteristik
feature
a.
Faktual
– Feature adalah tulisan yang dibuat
berdasarkan fakta. Yang ia ceritakan adalah kenyataan. Ia bukan karya fiktif
yang berangkat dari rekaan penulisnya. Tema-tema feature adalah kenyataan yang ada di dalam masyarakat.
b.
Menerangkan
masalah, bukan melaporkan dengan segera – Feature
bukan memberitakan (mengabarkan) kejadian/masalah kelada khalayak, tapi
menerangkan kejadian/masalah itu dengan mengungkapkan jawaban unsure why dan
how secara lebih rinci. Dalam menerangkan masalah – terutama untuk jenis yang
disebut sebagai news feature – ia
lebih mengutamakan pemaparan background masalah untuk mengantar orang pada
pemahaman tentang suatu persoalan. Boleh jadi pula, ia mengajak pembaca masuk
pada uraian yang mencoba melihat prospek.
c.
Tidak
memaksakan opini – Pada mulanya feature
sama halnya dengan berita, tidak boleh dimasuki oleh opini penulis. Tapi dalam
perkembangannya, walau masuknya opini penulis tetap harus dicegah,
subyektifitas dan interpretasi penulis tak mungkin dibendung. Dalam
mengungkapkan interpretasi tersebut, seorang penulis tidaklah pada tempatnya
megnhadirkan penafsiran semata-mata. Penafsiran itu harus disertai dengan fakta
yang mendukung penafsiran tersebut. Artinya, suatu interpretasi yang ditawarkan
kepada pembaca harus didukung argumen yang jelas. Argumen tersebut boleh saja
bersifat teoritik, tapi akan lebih berarti jika di dalam argumen itu
diperlihatkan fakta yang memberikan dukungan secara kuat terhadap gagasan yang
diajukan.
d.
Penulisan
tidak dikekang pola piramida terbalik – Dalam penulisan berita, jurnalistik
mengenal pola penulisan top heavy (berat di atas). Feature tidak demikian halnya. Karena feature tidak dibebani tugas “mengabarkan” maka ia tidak perlu
ditulis dengan mendahulukan fakta paling penting atau fakta paling menarik
seperti penulisan berita. Oleh karena itu pula, struktur artikel pyramid
terbalik, tidaklah bentuk mutlak yang harus dipakai pada feature. Feature dapat
ditulis dengan struktur yang lebih bebas, asalkan alur cerita, pengelompokan
masalah, dan bahasa yang mengantarkan masalah itu dibuat dengan jernih.
e.
Tidak
selalu harus menjawab 5W + 1H dengan lengkap – Perbedaan lain antara berita
dengan feature adalah dalam hal
memberikan porsi untuk jawaban 5W + 1H (what, who, when, where, why, dan how).
Berita yang baik harus lengkap menjawab keenam unsure pokok itu, walau dengan
“fakta kulit” (tidak mendalam). Ferature untuk jenis-jenis tertentu dapat
mengabaikan jawaban salah satgu dari enam unsure itu (misalnya: feature yang megnajarkan cara memelihara
anggrek, tidak perlu menjawab unsure who, karena who itu adalah siapa saja yang
ingin atau sudah memelihara anggrek).
f.
Kebanyakan
lebih tahan waktu – Untuk sebagian, feature
lebih “tahan waktu”. Jika ia ditulis hari ini tapi tidak dapat disiarkan besok,
lusa atau tiga hari kemudian, mingu yang akan dating pun tema yang disajikan feature itu belum akan tergolong basi.
Tidak semua jenis feature yang
memiliki ketahanan waktu seperti itu. News feature
misalnya, adalah jenis yang harus tersiar segera, dei saat aktualnya berita
yang dijadikan tema news feature itu.
g. Feature lead ditulis atraktif – Feature lead, sebagaimana tadi dikemukakan, lebih megnandalkan
uraian yang atraktif untuk merebut perhatian pembaca. Pola penulisan feature lead tidak setegas pola
penulisan news lead yang selalu berisikan inti cerita – berupa fakta paling
penting atau fakta paling menarik – dan mendahulukan unsur what ataupun who
(untuk hard news; dan mengutamakan unsur who, when, where, why ataupun how
(untuk soft news). Bagaimana sebetulnya uraianyang atraktif? Itu sangat
tergantung pada kemahiran penulis. Begitu banyak pilihan yang dapat dibuat
asalakan pilihan itu dianggap kuat untuk mrebut perhatian pembaca atau
membangkitkan minat orang untuk membaca.
1.4 Kedudukan
dan fungsi feature
a. Kedudukan
feature
Kedudukan
feature dalam media massa sangat
penting. Posisi dan eksistensinya tak tergantikan oleh produk jurnalistik lain.
Setiap surat kabar harian atau mingguan yang dikelola secara profesional serta
memiliki kredibilitas dan reputasi tinggi di mata masyarakat, pasti memberi
tempat yang layak terhadap feature.
Bahkan pada televisi, sajian aneka macam feature
sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.
Bagi
surat kabar yang dikelola secara profesional, kedudukan feature sebagai salah satu bentuk karya jurnalistik sastra tidak
hanyabuntuk memenuhi aspek kesemestaan media massa semata. Lebih dari itu, feature sekaligus juga diharapkan dapat
meningkatkan citra media di mata khalayak.
b. Dengan
kedudukan feature yang sangat penting
tersebut, maka fungsi feature mencakup
lima hal sebagai berikut :
·
Sebagai pelengkap sekaligus variasi
sajian berita langsung (straight news).
·
Sebagai pemberi informasi yang menarik
tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi.
·
Sebagai penghibur atau sarana rekreasi
dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan.
·
Sebagai pemberi nilai dan makna terhadap
suatu peristiwa.
·
Sebagai wahana ekspresi yang paling
efektif dalam memengaruhi khalayak.
1.5 Jenis-jenis
feature
Menurut
Wolseley dan Campbell dalam Exploring
Journalism (Assegaf, 1983:56) paling tidak terdapat enam jenis feature yang kita kenali sehari-hari.
Setiap jenis feature ini memiliki
kekhasannya masing-masing. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :
a.
Feature
Minat Insani (Human Interest Feature)
Feature
jenis ini terutama untuk mengaduk-ngaduk perasaan, suasana hati, dan bahkan
menguras air mata khalayak. Dalam human interest feature setiap orang atau setiap tokoh cerita yang diangkat dan
dihadirkan karena memiliki sesuatu yang dapat menarik empati publik.
b.
Feature
Sejarah (Hystorical Feature)
Feature
sejarah berusaha untuk melakukan rekontruksi peristiwa tidak saja dari sisi
fakta benda-benda, tetapi juga mencakup aspek-aspek manusiawinya yang selalu
mengundang daya simpati dan empati khalayak.
c.
Feature
Biografi (Biografical Feature)
Feature
biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan
tokoh pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, dll.
d.
Feature
Perjalanan (Travelogue Feature)
Feature
perjalanan merupakan feature yang
mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang
sustu kegiatan atau tempat-tempat yang dinilai memiliki daya tarik tertentu.
Sesuai dengan namanya, feature
perjalanan merupakan kisah perjalanan wartawan atau seseorang beserta
kelomponya ke objek-objek tertentu yang menarik.
e.
Feature
Petunjuk Praktis (How to do Feature)
Feature
petunjuk praktis merupakan feature
yang menuntun atau mengajarkan tentang bagaimana melakukan atau menegrjakan
sesuatu.
f.
Feature
Ilmiah (Scientific Feature)
Feature
jenis ini mengungkap sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan. Feature ilmiah biasanya lebih banyak
tampil di televisi daripada radio dan majalah.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Feature termasuk kedalam gologan berita ringan (soft news) yang dalam hal ini feature merupakan sebuah karya
jurnalistik sastra. Tidak seperti berita pada umumnya yang disusun dengan pola
piramida terbalik dan mengandung semua unsur 5W1H, lain halnya dengan feature. Feature juga mengandung unsur 5W1H, hanya saja keseluruhan isi feature penting, dan tidak bisa
dipisahkan antara intro, isi, hingga penutup.
Feature ditulis dengan teknik
mengisahkan (to story) suatu situasi,
peristiwa, atau keadaan secara faktual, dengan rangkaian fakta atau informasi
yang disajikan secara tidak resmi atau informal. Oleh karena itu tujuan feature diantaranya untuk memberi tahu
atau menyampaikan informasi, tetapi sekaligus menghibur khalayak (informatif
dan rekreatif).
3.2
Saran
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca dalam meningkatkan penegtahuan mengenai feature.
REFERENSI :
Sumadiria, AS Haris.
2014. Jurnalistik Indonesia. Cetakan V. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Zaenudin, HM. 2011. The
Journalist. Cetakan Pertama. Bandung: Sibiosa Rekatama Media
https://juniarmuharramahtuliskreatifaceh.files.wordpress.com/2014/01/makalah-feature.docx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar