Rabu, 16 Desember 2015

Marketing Online (pemasaran online)

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral.
Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.

1.         Pengertian Pemasaran Online (marketing online)
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).
Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bia juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
Saat ini, perkembangan teknologi internet semakin maju pesat. Kemajuan inipun serta merta dimanfaatkan oleh para marketer, untuk lebih memasarkan produk mereka. Secara garis besar internet marketing adalah melakukan suatu tindakan pemasaran produk atau suatu jasa yang di pasarkan melalui media internet (online). Cuma bedanya kita melakukan kegiatan itu memanfaatkan media internet (online).
Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Kleindl dan Burrow (2005) marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari ide atau pemikiran konsep, harga, promosi dan distribusi. Marketing dapat diartikan lebih sederhana yakni pembangunan dan pemeliharaan hubungan yang saling memuaskan antara perusahaan dan konsumen.
Saat ini, marketing telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Aktivitas marketing menjadi lebih luas dengan adanya internet. Penggunaan internet dan fasilitas yang ada di dalam internet untuk melakukan aktivitas marketing dikenal sebagai e-marketing (Kleindl dan Burrow, 2005).
Menurut Boone dan Kurtz (2005) e-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada pangsapasar internet atau melalui peralatan digital lain. Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2001) e-marketing adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan konsep, distribusi, promosi, dan penetapan harga untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Definisi sederhana dari internet marketing (biasa disebut juga ‘online marketing’ atau ‘web marketing’), adalah menjual barang atau jasa melalui media internet. Online marketing dilakukan sebagai bagian dari bisnis offline. Orang akan lebih familiar bila produk-produknya terdisplay dan dilengkapi dengan email yang bisa digunakan untuk melakukan pemesanan, sebagaimana halnya fungsi katalog tercetak pada bisnis offline.
Internet marketing juga bisa mewakili perusahaan dalam memasarkan produknya melalui dunia maya. Dengan internet marketing bisa jadi pengusaha tidak perlu menyediakan kantor ataupun tokonya untuk menjual produknya.

2.         Jenis Pemasaran Online
Internet marketing dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang lebih khusus seperti web marketing, email marketing dan sosial media marketing :
1). Web Marketing
Web marketing adalah teknik pemasaran menggunakan media website. Ada berbagai macam contoh pemasaran menggunakan media website yang pastinya sering kita temui di internet, seperti salah satu contohnya adalah situs affiliate marketing atau situs yang menawarkan produk orang lain untuk dijual kembali. Ciri khas dari situs affiliate marketing adalah tampilannya yang hanya 1 kolom, hal ini bertujuan untuk membuat pengunjung fokus pada inti artikel tersebut.
2). Email Marketing
Email marketing atau pemasaran melalui media email mungkin tak setenar atau tak sepopuler web marketing, meski demikian bukan berarti email marketing tidak efektif untuk menjaring pelanggan, anggapan tersebut sama sekali tidak benar, karena justru email marketing dinilai oleh para Internet Marketer Profesional sebagai media promosi online terbaik. Pernyataan tersebut tentu bukanlah tanpa alasan, mengingat bahwa email merupakan salah satu media komunikasi online yang sifatnya cukup private, itu artinya pemasaran menggunakan email sangatlah tepat untuk melakukan penawaran secara personal atau bisa dibilang sebagai penawaran ekslusif.
3). Social Media Marketing
Social media merupakan salah satu contoh teknik pemasaran online yang cukup digemari oleh para Internet Marketers saat ini, alasan utamanya tak lain dan tak bukan adalah karena biaya promosi yang murah, bahkan jika semua dikerjakan manual, maka tidak akan ada biaya sama sekali alias gratis (diluar biaya kuota internet). Kekuatan media sosial sebagai media promosi tentu tak bisa diragukan lagi, hal ini dikarenakan jumlah dari pengguna media sosial yang terlampau banyak, membuatnya sebagai tempat paling tepat untuk melakukan promosi online.
3.         Tools Pemasaran Online

Terdapat puluhan atau bahkan ratusan tools untuk mendukung aktifitas internet marketing yang Anda lakukan, namun tak semua tool tersebut bisa Anda gunakan secara gratis, sebagian besar memerlukan biaya yang bisa dibilang tidak murah. Berikut beberapa tools internet marketing gratis yang bisa Anda coba secara cuma-cuma.
1). Web Optimization Tools
Untuk mengoptimalkan kinerja website, Anda bisa menggunakan beberapa tools online gratis dibawah ini.
•           Open Site Explorer : Open Site Explorer (OSE) adalah tools untuk meningkatkan SEO blog Anda.
•           Google Analytic : Sesuai namanya, ini adalah tools buatan Google untuk mengecek aktifitas pengunjung di blog Anda.
•           Google Trends : Untuk mencari tahu apa yang menjadi trend di suatu negara.

2). Email Marketing Tools
Untuk membantu Anda dalam melakukan promosi via email, silahkan gunakan tools marketing online berikut ini.
•           MailChimp : Mengirim ratusan email secara otomatis kepada subcriber kita.
•           HemingWay : Tools marketing online yang akan membantu Anda untuk membuat penawaran yang menarik.

3). Social Management Tools
Memiliki ratusan akun sosial media tentu merepotkan bukan ? untuk itu silahkan coba beberapa tools untuk mengelola akun media sosial Anda.
•           Tweepi : Menyediakan berbagai fitur otomisasi akun Twitter.
•           HootSuite : Tool terbaik untuk melakukan management seluruh akun media Sosial Anda.
•           Bitly : Untuk memendekkan URL dan juga memantau jumlah klik.

Dalam bisnis internet marketing, Anda juga harus mempelajari tentang strategi dalam melakukan internet marketing, karena tanpa strategi maka akan sulit bagi Anda untuk mendapatkan penjualan.

4.         Strategi Pemasaran Online
Berikut 3 contoh strategi jitu dalam melakukan pemasaran via internet.
1) Membuat Komunitas Online
Buatlah komunitas yang berhubungang dengan produk yang Anda jual, misalnya Anda berjualan baju korea, maka cobalah untuk membuat komunitas K-Lover atau sejenisnya.
2) Melakukan Survei
Dari komunitas tersebut Anda bisa melakukan survei tentang produk / pelayanan apa yang sesungguhnya mereka butuhkan.
3) Melakukan Promosi
Lakukan 'soft selling promotion' atau promosi secara halus, caranya dengan membagikan informasi bermanfaat yang ujung-ujungnya menyarankan pembaca untuk membeli produk Anda.

5.         Lingkungan Pemasaran Online
Kegiatan pemasaran Internet umumnya meliputi atau berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan produk periklanan, pencarian prospek atau pencarian pembeli dan penulisan kalimat-kalimat pemasaran untuk menjual produk atau jasa. Pemasaran Internet ini secara umum meliputi kegiatan jasa digital, produk digital, dan periklanan dengan menggunakan spanduk digital. Periklanan dengan menggunakan spanduk digital seperti promosi melalui:
•           Mesin pencari
•           Surat elektronik
•           Afiliasi
Kegiatan pemasaran Internet yang efektif meliputi banyak strategi dari optimisasi mesin pencari, jejaring sosial, dan iklan berbayar per klik. Dengan beragamnya strategi tersebut maka pembelajaran yang berkelanjutan untuk hal ini sangat penting.
6.         Manfaat pemasaran online
1.         Tidak terbatas dengan waktu karena bisa diakses 24 jam.
2.         Menjagkau pasar yang lebih luas, bahkan sampai ke manca negara.
3.         Mengurangi biaya pemasaran karena tidak perlu membuat outlet secara phisik dan juga tidak perlu brosur, spanduk, dan sebagainya.
4.         Memudahkah pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan konsumen melalui komunikasi interaktif dengan memanfaatkan ruang diskusi chatting atau email
5.         Strategi pemasaran lewat internet bisa memberikan nilai lebih dalam menghadapi persaingan.


Referensi


Contoh Hard News

Tunjukan KTP, Dapat Gas LPG Murah

Untuk mempermudah dan mengetahui pembeli berdomisili di Kelurahan Cikawao, Kecamatan Lengkong, Bandung, Syahrial (56) meminta setiap pembeli menunjukan fotocopy Kartu Tanda Penduduk atau surat domisili dari kelurahan, sebagai syarat untuk membeli gas dengan harga Rp. 16.600,- Minggu, (25/10).

Sebagai bagian dari kebijakan pemerintah, pembelian gas subsidi ini dibatasi. Setiap kepala keluarga hanya mempunyai jatah 1 buah LPG dalam satu minggu. Sedangkan warga yang mempunyai usaha mikro mendapatkan jatah 2 buah. LPG. Hal ini dilakukan karena pasokan gas yang diberikan hanya 45 buah untuk satu kelurahan, yang dikirim oleh agen setiap 1-2 hari sekali.

“Saya jarang membeli gas di agen, karena setiap saya mau beli seringkali gas sedang kosong”. Ujar Adang (47). “Selain itu, jatah saya hanya satu buah dalam satu minggu” lanjutnya. Sebagai seorang ibu rumah tangga, Adang merasa sangat terbantu dengan adanya subsidi ini, ia juga memaklumi terbatasnya jatah gas yang diberikan oleh pemerintah.


Syahrial menegaskan tidak akan melayani pembeli yang tidak bisa menujukan identitas kependudukan yang berdomisili di Cikawao. Walaupun sering kali ada saja pembeli dari kelurahan lain yang memaksa untuk mendapatkan LPG, meskipun dengan harga normal. (NR)

Rabu, 02 Desember 2015

FEATURE


TUGAS MAKALAH
Jurnalistik Sastra Feature
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Cyber Media
Dosen : Drs. Patria Hidayat


Description: C:\Users\AS-4738Z\Documents\unpas.jpeg

Disusun Oleh :
Nita Rosmiati             132050230
Kelas  D


ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi telah berpengaruh terhadap peran media massa cetak. Akibat perkembangan teknologi ini, media massa menjadi dijauhi dan menyebabkan manusia purna aksara menjadi buta aksara lagi. Hal ini disesalkan Marshall Mc Luhan, bahwa terdesaknya media cetak oleh media elektronik mengakibatkan tersisihnya sastra sebagai salah satu mata rantai komunikasi antar generasi. Namun dengan hadirnya media massa elektronik tidak menghapus keberadaan media massa cetak, bahkan diperlukan. Namun, persaingan antara media massa cetak dan media massa elektronik membuat media masa cetak harus memiliki sesuatu yang berbeda dari media massa elektronik. Di sinilah feature mengambil perannya dalam persaingan antar jenis media ini. Feature sekarang ini merupakan sesuatu yang tidak bisa tidak harus ada dalam surat kabar. Terutama dalam menghadapi persaingan dengan media elektronik yang juga memiliki jenis feature udara.
Menulis features seperti halnya menulis karya nonfiksi lainnya, seperti artikel, esai, laporan penelitian, dsb. Ia tetap ditulis dengan menggunakan data atau referensi. Namun, ia sangat berbeda dengan hard news di surat kabar. Features cenderung dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas, kadang-kadang dengan sentuhan subjektivitas si penulis terhadap peristiwa, situasi, dsb. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas tuntas mengenai features.
Ditengah persaingan keras dan tajam antara media cetak dan elektronik, surat-surat kabar mencari alternatif dalam penyajian beritanya supaya menarik. Salah satu bentuk karya jurnalistik adalah feature. Inilah teknik jurnalistik yang disajikan secara sangat khas, berbeda dengan penulisan berita biasa yang disajikan lurus dan cenderung singkat serta kurang padat. Melalui feature, latar belakang suatu masalah dapat diungkap lebih jauh. Wartawan dapat menjelaskan mengapa (why) dan bagaimana (how) suatu peristiwa memiliki perbedaan atau persamaan dengan yang lain, menerangkan sebab akibat antara dua fakta atau lebih. Feature juga membuat wartawan lebih leluasa memaparkan duduk perkara suatu persoalan. Pada intinya, lewat feature wartawan bisa menyajikan berita secara panjang lebar dan mendalam, bahkan bisa mnyimpulkan tentang suatu perkara atau peristiwa yang tidak mungkin bisa dilakukan lewat berita biasa.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan feature?
2.      Apa saja unsur-unsur yang ada dalam feature ?
3.      Apa karakteristik feature ?
4.      Apa kedudukan dan fungsi feature ?
5.      Apa saja jenis-jenis feature ?

1.3  Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Agar dapat mengetahui pengertian dari feature
2.      Mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada feature
3.      Mengetahui karakteristik dari feature
4.      Mengetahui kedudukan dan fungsi dari feature
5.      Mengetahui jenis-jenis feature






















BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Pengertian feature
Secara sederhana feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempangsebagaimana dijumpai pada berita langsung (straight news).
Penulisan feature tidak tunduk pada kaidah pola piramida terbalik dengan rumus 5W1H atau cara penyusunan pesan secara deduktif. Namun demikian, setiap karya feature harus mengandung semua unsur yang terdapat 5W1H. Selain itu, feature disajikan dalam bahasa pengisahan yang sifatnya kreatif informal.
Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia, Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa.

1.2  Unsur-unsur yang terdapat pada feature
Ada sejumlah unsur penting yang mendukung feature sehingga menjadi tulisan yang menarik.
a.         Deskripsi. Ada penggambaran suatu objek secara perinci, yang diamati melalui panca indra: mata, hidung, lidah (untuk rasa) dan kulit (untuk suhu, kasar-halus, tajam-tumpul). Penulisan deskripsi merupakan gabungan beberapa kecakapan penulisnya., yakni pengumpulan bahan reportase, kemampuan observasi tinggi, pengetahuan tentang manusia sesuai dengan pengalaman reportase, serta kemampuan meramu kata-kata secara singkat dan efektif. Deskripsi sama halnya memotret dengan kata-kata.
b.         Fantasi. Wartawan dapat menciptakan suatu cerita berdasarkan data-data dan keterangan yang diperolehnya. Ia dapat membangun cerita yang menarik dan memukau pembacanya berdasarkan fakta dan kenyataan.
c.         Anekdot atau humor. Dalam feature dimungkinkan wartawan menyisipkan humor-humor singkat sehingga tulisan menjadi segar, tidak kering atau dingin seperti pada berita langsung.
d.        Kutipan. Dalam feature juga dimungkinkan pengutipan pernyataan tokoh yang menarik, bait-bait sajak, syair lagu, atau penggalan sebuah novel yang dianggap relevan dengan kisah yang ditulis.


1.3  Karakteristik feature
a.    Faktual – Feature adalah tulisan yang dibuat berdasarkan fakta. Yang ia ceritakan adalah kenyataan. Ia bukan karya fiktif yang berangkat dari rekaan penulisnya. Tema-tema feature adalah kenyataan yang ada di dalam masyarakat.
b.    Menerangkan masalah, bukan melaporkan dengan segera – Feature bukan memberitakan (mengabarkan) kejadian/masalah kelada khalayak, tapi menerangkan kejadian/masalah itu dengan mengungkapkan jawaban unsure why dan how secara lebih rinci. Dalam menerangkan masalah – terutama untuk jenis yang disebut sebagai news feature – ia lebih mengutamakan pemaparan background masalah untuk mengantar orang pada pemahaman tentang suatu persoalan. Boleh jadi pula, ia mengajak pembaca masuk pada uraian yang mencoba melihat prospek.
c.    Tidak memaksakan opini – Pada mulanya feature sama halnya dengan berita, tidak boleh dimasuki oleh opini penulis. Tapi dalam perkembangannya, walau masuknya opini penulis tetap harus dicegah, subyektifitas dan interpretasi penulis tak mungkin dibendung. Dalam mengungkapkan interpretasi tersebut, seorang penulis tidaklah pada tempatnya megnhadirkan penafsiran semata-mata. Penafsiran itu harus disertai dengan fakta yang mendukung penafsiran tersebut. Artinya, suatu interpretasi yang ditawarkan kepada pembaca harus didukung argumen yang jelas. Argumen tersebut boleh saja bersifat teoritik, tapi akan lebih berarti jika di dalam argumen itu diperlihatkan fakta yang memberikan dukungan secara kuat terhadap gagasan yang diajukan.
d.   Penulisan tidak dikekang pola piramida terbalik – Dalam penulisan berita, jurnalistik mengenal pola penulisan top heavy (berat di atas). Feature tidak demikian halnya. Karena feature tidak dibebani tugas “mengabarkan” maka ia tidak perlu ditulis dengan mendahulukan fakta paling penting atau fakta paling menarik seperti penulisan berita. Oleh karena itu pula, struktur artikel pyramid terbalik, tidaklah bentuk mutlak yang harus dipakai pada feature. Feature dapat ditulis dengan struktur yang lebih bebas, asalkan alur cerita, pengelompokan masalah, dan bahasa yang mengantarkan masalah itu dibuat dengan jernih.
e.    Tidak selalu harus menjawab 5W + 1H dengan lengkap – Perbedaan lain antara berita dengan feature adalah dalam hal memberikan porsi untuk jawaban 5W + 1H (what, who, when, where, why, dan how). Berita yang baik harus lengkap menjawab keenam unsure pokok itu, walau dengan “fakta kulit” (tidak mendalam). Ferature untuk jenis-jenis tertentu dapat mengabaikan jawaban salah satgu dari enam unsure itu (misalnya: feature yang megnajarkan cara memelihara anggrek, tidak perlu menjawab unsure who, karena who itu adalah siapa saja yang ingin atau sudah memelihara anggrek).
f.     Kebanyakan lebih tahan waktu – Untuk sebagian, feature lebih “tahan waktu”. Jika ia ditulis hari ini tapi tidak dapat disiarkan besok, lusa atau tiga hari kemudian, mingu yang akan dating pun tema yang disajikan feature itu belum akan tergolong basi. Tidak semua jenis feature yang memiliki ketahanan waktu seperti itu. News feature misalnya, adalah jenis yang harus tersiar segera, dei saat aktualnya berita yang dijadikan tema news feature itu.
g.    Feature lead ditulis atraktif – Feature lead, sebagaimana tadi dikemukakan, lebih megnandalkan uraian yang atraktif untuk merebut perhatian pembaca. Pola penulisan feature lead tidak setegas pola penulisan news lead yang selalu berisikan inti cerita – berupa fakta paling penting atau fakta paling menarik – dan mendahulukan unsur what ataupun who (untuk hard news; dan mengutamakan unsur who, when, where, why ataupun how (untuk soft news). Bagaimana sebetulnya uraianyang atraktif? Itu sangat tergantung pada kemahiran penulis. Begitu banyak pilihan yang dapat dibuat asalakan pilihan itu dianggap kuat untuk mrebut perhatian pembaca atau membangkitkan minat orang untuk membaca.


1.4  Kedudukan dan fungsi feature
a.       Kedudukan feature
Kedudukan feature dalam media massa sangat penting. Posisi dan eksistensinya tak tergantikan oleh produk jurnalistik lain. Setiap surat kabar harian atau mingguan yang dikelola secara profesional serta memiliki kredibilitas dan reputasi tinggi di mata masyarakat, pasti memberi tempat yang layak terhadap feature. Bahkan pada televisi, sajian aneka macam feature sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.
Bagi surat kabar yang dikelola secara profesional, kedudukan feature sebagai salah satu bentuk karya jurnalistik sastra tidak hanyabuntuk memenuhi aspek kesemestaan media massa semata. Lebih dari itu, feature sekaligus juga diharapkan dapat meningkatkan citra media di mata khalayak.
b.      Dengan kedudukan feature yang sangat penting tersebut, maka fungsi feature mencakup lima hal sebagai berikut :
·         Sebagai pelengkap sekaligus variasi sajian berita langsung (straight news).
·         Sebagai pemberi informasi yang menarik tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi.
·         Sebagai penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan.
·         Sebagai pemberi nilai dan makna terhadap suatu peristiwa.
·         Sebagai wahana ekspresi yang paling efektif dalam memengaruhi khalayak.


1.5  Jenis-jenis feature
Menurut Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (Assegaf, 1983:56) paling tidak terdapat enam jenis feature yang kita kenali sehari-hari. Setiap jenis feature ini memiliki kekhasannya masing-masing. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :
a.         Feature Minat Insani (Human Interest Feature)
Feature jenis ini terutama untuk mengaduk-ngaduk perasaan, suasana hati, dan bahkan menguras air mata khalayak. Dalam human interest feature setiap orang atau setiap tokoh cerita yang diangkat dan dihadirkan karena memiliki sesuatu yang dapat menarik empati publik.
b.         Feature Sejarah (Hystorical Feature)
Feature sejarah berusaha untuk melakukan rekontruksi peristiwa tidak saja dari sisi fakta benda-benda, tetapi juga mencakup aspek-aspek manusiawinya yang selalu mengundang daya simpati dan empati khalayak.
c.         Feature Biografi (Biografical Feature)
Feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan tokoh pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, dll.
d.        Feature Perjalanan (Travelogue Feature)
Feature perjalanan merupakan feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang sustu kegiatan atau tempat-tempat yang dinilai memiliki daya tarik tertentu. Sesuai dengan namanya, feature perjalanan merupakan kisah perjalanan wartawan atau seseorang beserta kelomponya ke objek-objek tertentu yang menarik.
e.         Feature Petunjuk Praktis (How to do Feature)
Feature petunjuk praktis merupakan feature yang menuntun atau mengajarkan tentang bagaimana melakukan atau menegrjakan sesuatu.
f.          Feature Ilmiah (Scientific Feature)
Feature jenis ini mengungkap sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan. Feature ilmiah biasanya lebih banyak tampil di televisi daripada radio dan majalah.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Feature termasuk kedalam gologan berita ringan (soft news) yang dalam hal ini feature merupakan sebuah karya jurnalistik sastra. Tidak seperti berita pada umumnya yang disusun dengan pola piramida terbalik dan mengandung semua unsur 5W1H, lain halnya dengan feature. Feature juga mengandung unsur 5W1H, hanya saja keseluruhan isi feature penting, dan tidak bisa dipisahkan antara intro, isi, hingga penutup.
            Feature ditulis dengan teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, atau keadaan secara faktual, dengan rangkaian fakta atau informasi yang disajikan secara tidak resmi atau informal. Oleh karena itu tujuan feature diantaranya untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi, tetapi sekaligus menghibur khalayak (informatif dan rekreatif).

3.2 Saran
          Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam meningkatkan penegtahuan mengenai feature.
























REFERENSI :
Sumadiria, AS Haris. 2014. Jurnalistik Indonesia. Cetakan V. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Zaenudin, HM. 2011. The Journalist. Cetakan Pertama. Bandung: Sibiosa Rekatama Media
https://juniarmuharramahtuliskreatifaceh.files.wordpress.com/2014/01/makalah-feature.docx


KONVERGENSI MEDIA

1.      PENGERTIAN KONVERGENSI MEDIA
Konvergensi berasal dari bahasa Inggris yaitu convergence. Kata konvergensi merujuk pada dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik (Arismunandar, 2006: 1). Konvergensi akan mudah dibayangkan jika menggunakannya dalam ilmu fisika khususnya tentang cahaya. Cahaya matahari datang dari berbagai sudut yang kemudian dikumpulkan atau dibiaskan oleh loop (kaca pembesar) pada satu titik. Penggabungan berkas-berkas cahaya tersebut adalah peritiwa konvergensi. Sehingga, konvergensi media berarti penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi secara umum juga merujuk pada kaitannya dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK). Kata konvergensi ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, gambar, video, dan suara.
Menurut sumber lain, Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.
Konvergensi jaringan adalah koeksistensi efisien teleponvideo dan komunikasi data dalam satu jaringan. Penggunaan beberapa mode komunikasi dalam jaringan tunggal menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas bukan tidak mungkin dengan prasarana yang terpisah.
Dalam perumusan yang lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya, komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal. Gerakan konvergensi media tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi akhir-akhir ini, khususnya dari munculnya Internet dan digitisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan ”tiga-C” (computing, communication, dan content).
Jika dijabarkan di level perusahaan, maka konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan hiburan).

2.      DIMENSI-DIMENSI KONVERGENSI MEDIA
a.      Konvergensi Teknologi
Ketika pertama kali mendengar kata konvergensi media, orang-orang seringkali langsung terfokus pada konvergensi dalam bidang teknologi yang mengiringi media tersebut. Seperti yang diungkapkan Burnett dan Marshall (2003) yang mengungkapkan konvergensi sebagai proses penggabungan antara media, induastri telekomunikasi dan komputasi, dan penyatuan segala bentuk komunikasi termediasi dalam bentuk digital. Jelas, di sini Burnett dan Marshall menempatkan konvergensi identik dengan digitalisasi, dan konvergensi sebagai imbas dari perkembangan teknologi Web. Grant dan Wilkinson (2009) sendiri berpendapat bahwa terdapat dua fitur perkembangan teknologi yang secara spesifik menjadi inti perwujudan konvergensim media, yaitu: teknologi digital dan jejaring computer.
Dari Analog ke Digital
Inovasi utama dalam bidang teknologi, menurut Grant, ialah kemampuan media untuk bertransisi secara virtual dari teknologi analog ke digital. ‘Dunia Analog’ ialah dunia yang selalu terwujud secara fisik, karena setiap impuls pesan, yang berupa suara, teks, gambar, atau bunyi, memiliki jalur penerimaannya masing-masing. Contohnya ialah radio, televisi, atau mikrofon. Perkembangan teknologi menjadi digital memungkinkan sebuah media untuk menghantarkan segala jenis gelombang dalam satu jalur frekuensi saja. Gambar, suara, teks, video, dan segala jenis pesan lainnya digabung dan dimanipulasi dalam satu format yang sama, menjadi sebuah instruksi yang terdiri dari rangkaian kode biner (angka 0 dan 1). Menurut Mirabito dan Morgenstern (2004: 21), keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem digital antara lain, computer compatibility dan integrity of the data when transmitted yang berarti kemampuan perangkat digital untuk terhubung dan transfer data ke  perangkat digital lain. Contohnya, kamera digital, handphone, iPod, dapat tersambung ke sebuah computer. Sistemmultiplexing  memungkinkan banyak sinyal dapat ditumpangkan pada satu pemancar sehingga lebih efektif. Sistemencoding digital juga lebih flexible sehingga data-data yang tersimpan dapat disimpan, dimodifikasi, ditransfer, dan dimanipulasi untuk berbagai kepentingan. Contohnya ialah gambar dari kamera digital dapat ditransfer ke komputer secara mudah, diedit melalui Photoshop, dan dikonversi menjadi berbagai format, mulai dari JPG, PNG, GIF, atau bahkan dirangkai menjadi videoslideshow.
Jejaring Komputer
Inovasi teknologi kedua yang menjadi titik penting konvergensi ialah persebaran internet yang dapat menghubungkan computer dalam suatu jaringan. Dengan terhubung melalui internet, hampir seluruh konten informasi dari media apapun, tersedia kapanpun dan dimanapun, tanpa terbatas ruang dan waktu seperti jika kita menggunakan media tradisional. Kini bisa saja koran dibaca dalam genggaman telapak tangan, sambil mendengarkan musik, diselingi chatting di messenger, atau sesekali mengupdate status via Twitter. Pagi, ataupun sore, sambil duduk bersantai di rumah, atau ketika terjebak macet dalam mobil. Semua itu mungkin dilakukan melalui smartphone.
Dengan dua fitur terpenting teknologi ai atas, maka jelaslah bahwa dimensi teknologi dalam konvergensi merujuk pada kemampuan teknologi digital untuk menyimpan, memanipulasi, dan memodifikasi segalam jenis informasi di dalam komputer. Dan melalui internet, segala macam perangkat berbasis komputer dapat saling terhubung untuk saling berbagi segala jenis konten informasi tersebut.
b.      Konten Multimedia
Dari segi konten, konvergensi media mengacu pada kemampuan untuk menampilkan berbagai macam format konten media hanya melalui satu media saja. Contoh media konvergen yang berisi konten multimedia ini misalnya koran onlineKompas.com. Melalui website, koran Kompas menjadi media konvergen yang dapat memuat berita dalam format teks, suara, dan video, bahkan dapat menyediakan wadah interaktif bagi komunitas pembacanya dalam format blog, bernamaKompasiana. Organisasi berita yang memanfaatkan website seperti Kompas ini, disebut juga convergent journalism. Dalam aspek jurnalisme, konten multimedia ini dapat pula menghasilkan konvergensi newsroom, di mana satusatu redaksi dapat menghasilkan berbagai output berita dengan konten multimedia.
c.       Kepemilikan
Konvergensi media juga tidak bisa dilepaskan dari dimensi kepemilikan media itu sendiri. Kepemilikan media saat ini cenderung mengarah kepada cross-ownership di mana berbagai media seringkali tergabung dalam satu kepemilikan yang sama. Tren kepemilikan media di Indonesia sekarang pun menunjukkan kecenderungan konvergensi kepemilikan. Peta media di Indonesia dikuasai oleh beberapa grup media besar, seperti Grup MNC yang memiliki RCTI, Global TV, MNC TV (televisi), koran Sindo (cetak), dan Okezone (online), serta jaringan Trijaya FM (radio). Adapula grup Kompas-Gramedia yang dominan di bidang media cetak dengan memproduksi Kompas, Warta Kota, dan Tribun, di bidang online melalui Kompas.com, radio Sonora FM, dan saat ini berekspansi ke televisi melalui Kompas TV.
d.      Kolaborasi
Salah satu dimensi penting dari konvergensi ialah kolaborasi antar media. Kolaborasi ini sifatnya berbeda dengan konvergensi kepemilikan yang biasanya cenderung tergabung dalam tingkat newsroom. Dalam kolaborasi, konvergensi pun dapat dilakukan oleh media yang kepemilikannya berbeda ataupun jenis medianyayang berbeda. Konvergensi yang dilakukan biasanya berupa sharing content atau saling berbagai informasi di tingkat penyajian. Contoh kolaborasi ini misalnya kolaborasi antara headline berbagai koran nasional yang biasanya turut disiarkan sebagai salah satu berita di acara Apa Kabar Indonesia di TV One. Atau ketika berita ramalan cuaca di televisi turut dimuat di koran esok paginya.
e.      Koordinasi
Dalam dimensi koordinasi, media-media yang berbeda kepemilikan bisa saja kerja sama seperti halnya media-media yang tergabung dalam satu kepemilikan. Konvergensi yang dilakukan dapat berupa sharing informasi, atau saling memanfaatkan fitur-fitur lain yang menguntungkan kedua belah pihak. Contoh konvergensi koordinasi antar media misalnya Kantor Berita Gabungan ONANA (Organization of Asia News Agencies) yang berisi kantor-kantor berita di negara dunia ketiga, yang berfungsi sebagai sarana pertukaran berita lokal di negara masing-masing anggota. Meskipun demikian, ONANA tidak dapat bertahan lagi sekarang karena tidak dikelola secara professional. Contoh lainnya ialah kerjasama antar-website dalam satu interest, misalnya website AirAsia bekerjasama denganwebsite Hotel-hotel di seluruh dunia untuk saling mempromosikan produknya.

3.      BENTUK MEDIA BARU AKIBAT KONVERGENSI MEDIA
Munculnya fenomena konvergensi media ini, memaksa media konvensional melebarkan sayap dan masuk kedalam jaringan internet untuk dapat mempertahankan atau memperluas bisnisnya. Jurnalisme konvergensi melibatkan kerjasama antara jurnalis media cetak, media siar, dan media Web (daring) untuk menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai sistem penyampaian. Hal ini menyebabkan berkembangnya media konvensional menjadi digital.
Di dunia, contoh bentuk diversifikasi media dari bentuk konvensionalnya menjadi bentuk digitalnya terdapat pada contoh berikut:
|align="center" style="background:#E0FFFF;"|Media Konvensional | align="center" style="background:#E0FFFF;"|Media Baru |- | align="left"|Liputan 6 (Program acara berita di televisi)||Situs Liputan 6 (www.liputan6.com) |- | TIME (Majalah berita Amerika Serikat)||Situs Majalah TIME (www.time.com/time) |- | Trax FM (Radio swasta di Indonesia)||Radio online Trax FM (www.traxonsky.com) |- | Media Indonesia (Surat kabar Indonesia)||Surat kabar digital (epaper.mediaindonesia.com) |- | House (serial televisi) (Program serial televisi)||Televisi online (http://www.fox.com/house/) | |}
Aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu menjembatani jalur transportasi pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Akibatnya munculjurnalisme online yang membuat wartawan untuk terus-menerus memperbaharui informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan. Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya adalah berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan untuk segera memasukan informasi baru tanpa terkendala lagi oleh mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang.

4.      PERKEMBANGAN KONVERGENSI MEDIA
Konvergensi media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong konsumen untuk mencari informasi baru.[Jenkins :2006)]. Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.[Jenkins :2006)]
Gerakan konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi informasi.[Jenkins :2006)] Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi isi/ konten).[Jenkins :2006)] Teori konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006, menyatakan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.(Jenkins :2006)
Di era modern ini,dimana semua serba canggih dan praktis. Konvergensi media mulai terpikirkan sejak munculnya internet di dunia yang langsung membuat perkembangan teknologi terus maju ke arah depan. Seiring dengan Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology / ICT) selama dekade terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis, fenomena yang sering disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa konsekuensi penting. Di ranah praktis, konvergensi media bukan saja memperkaya sajian informasi, tapi juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Konvergensi media juga memberikan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya.(Preston: 2001).
Menurut Terry Flew dalam An Introduction to New Media menyebutkan konvergensi media merupakan hasil dari irisan tiga unsur new media yaitu jaringan komunikasi, teknologi informasi, dan konten media. Konvergensi Media mengusung pada konsep penyatuan berbagai layanan informasi dalam satu piranti informasi membuat satu gebrakan digitalisasi yang tidak bisa dibendung lagi arus informasinya. Informasi berkembang dengan sangat cepat dan tanpa ada batas yang bisa menghalangi individu terkena terpaan arus informasi tersebut (exposure). Media konvensional, misalnya media cetak, bukan tidak mungkin akan mati di masa mendatang nanti akibat dari kebutuhan informasi yang semakin cepat dari individu-individu yang tidak mungkin bisa dipenuhi oleh media cetak akibat keterbatasan yang dimiliki media cetak. Ketika semua orang berbondong-bondong untuk memilih media digital yang lebih efisiensi untuk mendapatkan informasi, secara otomatis segala macam bentuk periklanan juga akan beralih ke media digital karena tuntutan dari konsumen tersebut.

5.      DASAR TERBENTUKNYA KONVERGENSI MEDIA
John Fiske dalam bukunya Cultural and Communication Studies mengungkapkan kode-kode digital lebih mudah dipahami karena unit-unitnya dibedakan dengan jelas, berlainan dengan kode-kode analog yang bekerja dalam suatu skala kontinu. Jadi tidaklah heran jika dalam orientasi perkembangan peradaban manusia mengarah pada proses digitalisasi atau dengan kata lain proses menuju kemudahan, kelengkapan, dan kecepatan dalam mendapatkan dan memahami berbagai informasi.
Dari sisi bisnis, digitalisasi menjanjikan efisiensi biaya yang cukup signifikan dengan area cakupan yang lebih luas, kualitas pelayanan yang lebih baik dan mampu melayani pengguna jasa media berdasarkan kebutuhan mereka. Namun yang jauh lebih penting adalah digitalisasi mampu mendesak kelahiran beragam kreativitas dalam penyajian konten sehingga area cakupan bisnis dapat lebih diperluas.
Menurut Jonathan Parapak dari Universitas Pelita Harapan, tahapan perkembangan paradigma ini menjadi 3 tahapan proses, yaitu automatisasi, integrasi, dan kolaborasi. Mayoritas pelaku di kawasan ini berada di antara automatisasi dan integrasi, sementara hanya sebagian kecil yang telah mencapai tahap di antara integrasi dan kolaborasi.

6.      DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KONVERGENSI MEDIA
Berbicara tentang implikasi (akibat, dampak, atau pengaruh) dari konvergensi media tentu banyak sekali. Konvergensi media memiliki implikasi positif dan negatif. Implikasi positifnya :
·      Konvergensi media memperkaya informasi secara meluas tentang seluruh dunia karena ada akses internet.
·       Memberikan banyak pilihan kepada masyarakat pengguna untuk dapat memilih informasi yang diinginkan sesuai selera, contohnya saja adalah televisi interaktif dan televisi multisaluran dimana pengguna memilih sendiri program siaran yang disukai. Sehingga penggunaan teknologi konvergensi menjadi lebih personal.
·      Lebih mudah, praktis dan efisien. Tidak perlu punya dua media kalau ternyata bisa punya satu media saja dengan dua fungsi.
·      Timbulnya demokratisasi informasi dimana semua orang bisa mengakses informasi secara bebas dan luas dengan berbagai cara dan bentuk.
·      Dalam implikasi ekonomi, konvergensi berpengaruh terhadap perusahaan dan industri teknologi komunikasi karena mengubah perilaku bisins. Keuntungan yang didapat dari hasil konvergensi media sangat menguntungkan dan memajukan perusahaan. Selain itu, mudahnya akses informasi membuat industri dan perusahaan semakin mudah dan cepat mengantisipasi tantangan, kebutuhan baru konsumen serta persaingan yang mengetat.
·      Di bidang pekerjaan, jelas sekali di jaman sekarang ini jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi digandrungi banyak orang dan peminat seperti hal-hal yang berbau IT atau sistem informasi, menurut saya hal ini menjadi bukti kuatnya teknologi dalam kehidupan manusia.
·      Masyarakat mendapatkan informasi lebih cepat. Contohnya, para pembaca berita online hanya dengan mengklik informasi yang diinginkan di komputer maka sejenak informasi itu pun muncul.
·      Interaktif. Masyarakat bisa langsung memberikan umpan balik terhadap informasi-informasi yang disampaikan. Media konvergen memunculkan karakter baru yang makin interaktif, dimana penggunanya mampu berkomunikasi secara langsung dan memperoleh konsekuensi langsung atas pesan (Severin dan Tankard, 2001: 370).
·      Konvergensi media menyediakan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi secara visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001: 27).
Konvergensi media juga tidak terlepas dari implikasi negatif, yaitu :
·      Perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dan cybersociety). Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis. Menurut saya teknologi yang praktis memang bagus karena mempercepat dan memudahkan, namun hal ini juga bisa menjadi buruk jika kita tidak bijak menggunakannya,mengapa? Karena dengan adanya praktis kita cenderung menjadi orang yang “malas” dimana segala yang otomatis akan mempercepat hilangnya pekerjaan karena pekerjaan manusia sudah bisa digantikan dengan teknologi yang canggih.
·      Munculnya masyarakat digital/ masyarakat maya. Kemajuan teknologi konvergensi yang maju telah mempersempit jarak dan mempersingkat waktu. Jarak dan waktu sudah bukan masalah lagi, misalnya anda di Eropa dengan saya di Asia bisa saling berkomunikasi saat itu juga melalui internet atau media lainnya tanpa perlu bertemu langsung. Hal ini menimbulkan masyarakat maya dimana komunikasi langsung secara face to face sudah tidak diminati lagi. Pendapat saya ini diperkuat dalam buku berjudul Handbook of new media: social shaping and social consequences of ICTs, dikatakan bahwa media konvergen menyebabkan derajat massivitas massa berkurang, karena komunikasinya makin personal dan interaktif (Lievrouw dan Livingstone, 2006: 164).
·      Media cetak/media tradisional/media konvensional mulai kalah dengan media modern/media baru/ media online.
·      Kesenjangan sosial yang semakin besar.
Adanya dampak positif dan negatif dari konvergensi media pada akhirnya menimbulkan tantangan-tantangan baru yaitu :
·      Menurunnya media cetak, dimana media tradisional atau konvensioanal tertinggal sehingga pers tradisional digantikan oleh pers online. Dalam media digital wartawan bebas mengupdate informasi secara langsung dengan teknologi konvergensi, akibatnya fungsi editor berkurang dalam pers. Masyarakat melalui media digital dapat mengetahui berita pada waktu sesungguhnya atau pada saat peristiwa berlangsung, hal ini berbeda dengan media cetak yang harus menunggu keesokan harinya agar berita dapat disebarluaskan. Contoh konvergensi dalam hal ini seperti www.detik.com dan www.lintasberita.com . Ditambah lagi pemerintah juga sudah memanfaatkan teknologi konvergensi ini dengan membuka laman internet untuk publikasi informasi. Maka dari itu hal ini menjadi tantangan media massa konvensional agar tidak terus ketinggalan dengan media digital dan harus mengembangkan manajemen pemberitaannya menjadi lebih cepat, akurat, lengkap dan dapat segera diakses masyarakat di seluruh dunia.
·      Berkurangnya interaksi sosial secara langsung menyebabkan komunikasi yang tidak efektif. Hal ini sebagai tantangan dari dampak negatif konvergensi media dimana face to face mulai tidak diminati lagi, orang lebih cenderung suka berkomunikasi lewat media. Akibatnya adalah hilangnya social presence sehingga komunikasi tidak efektif. Mengapa tidak efektif? karena tidak melihat dan merasakan langsung ekspresi wajah serta bahasa tubuh lawan bicara yang akhirnya malah akan timbul kesalahpahaman isi pesan. Contohnya, sekarang orang lebih suka berbicara melalui ponsel dibandingkan bertemu langsung, alhasil resiko adanyamisunderstanding semakin besar.
·      Timbulnya kesenjangan sosial yang semakin besar merupakan tantangan bagi konvergensi media. Dulu perbedaan kelas-kelas sosial dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, dst, namun di masa digital kini, perbedaan kelas sosial semakin jelas terlihat karena dipengaruhi oleh kemampuan akses informasi seseorang. Contohnya, masyarakat di perkotaan dengan yang tinggal di pedesaan memiliki perbedaan dalam mengakses teknologi, dimana masyrakat di kota lebih cepat dan mudah dalam mengakses teknologi dibanding di pedesaan.
·      Hal lain yang menjadi tantangan konvergensi media adalah kesiapan masyarakat agar tidak menimbulkan cultural schock. Perkembangan teknologi seperti konvergensi media merupakan hal baru dan canggih bagi masyarakat, namun kadang sebagian masyarakat belum siap dengan inovasi teknologi ini baik siap secara ekonomi maupun secara pengetahuan. Maka dari itu, perusahaan-perusahaan yang menyediakan teknologi ini harus benar-benar memikirkan daya kesiapan masyarakat dengan hal yang baru, harus sepintar mungkin mengadaptasikan teknologi ini kepada masyarakat. Tantangan lainnya adalah latar belakang budaya dan kebiasaan teknologi masyarakat. Para pelaku konvergensi media harus bisa menyesuaikan teknologi konvergensi media ini dengan budaya-budaya yang ada dalam masyarakat.
·      Tantangan selanjutnya adalah antara konvergensi dengan peraturan (regulasi). Dalam hal ini pemerintah selaku regulator bertanggung jawab penuh dalam menciptakan peraturan untuk melindungi seluruh masyarakat dari pengaruh negatif media dan mengatur kebebasan konvergensi media agar tetap pada batasnya. Hal ini diharuskan agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang merugikan satu pihak dimana biasanya para pengguna/masyarakatlah  yang menjadi korban konvergensi.

REFERENSI :

·         http://41809085.blog.unikom.ac.id/sisi-positif-dan.654
https://jangnashir.wordpress.com/2012/11/23/bekerja-untuk-membantu-bukan-untuk-melanggar/